Minggu, 05 Juni 2011

Larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari

Larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari
Larutan penyangga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia terutama dalam bidang kimia analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidang kesehatan. Dalam reaksi-reaksi kimia tersebut dibutuhkan pH yang stabil.
Dalam tubuh manusia, pH darah harus dijaga pada 7,35 – 7,45. Jika pH darah kurang dari 7,35 maka disebut asidosis (penurunan pH) yang dapat terjadi akibat penyakit-penyakit seperti ginjal, jantung, diabetes mellitus, konsumsi protein berlebihan dalam waktu yang lama atau dehidrasi, misalnya olah raga yang terlalu berlebihan atau diare yang terus menerus. Dan jika pH darah lebih dari 7,45 disebut alkalosis (peningkatan pH) yang bisa terjadi bila kita mengalami muntah yang hebat, bernafas terlalu berlebihan (hyperventilasi) biasanya di daerah yang udaranya tipis (ketinggian) atau ketika kita sedang cemas atau histeris. Kematian dapat terjadi jika pH darah kurang dari 7,0 atau 132lebih besar dari 7,8. pH di dalam darah dijaga oleh beberapa sistem kesetimbangan larutan penyangga.
Pada cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel (extracelluler), merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam cairan intra sel adalah pasangan asam basa konjugasi dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4 – HPO42–). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:
HPO42–(aq) + H+(aq)                                H2PO4(aq)
H2PO4(aq) + OH(aq)                           HPO42–(aq) + H2O(l)
Pada cairan luar sel terdapat sistem penyangga pasangan asam basa konjugasi asam karbonat bikarbonat (H2CO3 – HCO3). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:
HCO3(aq) + H+(aq)                          H2CO3(aq)
H2CO3(aq) + OH(aq)                      HCO3(aq) + H2O(l)
Dalam plasma darah terdapat sistem penyangga sebagai berikut:
• Campuran asam karbonat (H2CO3) dan basa konjugasinya ion bikarbonat (HCO3-).
• Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa konjugasinya ion oksihaemoglobin (HbO2).
Dalam sel darah merah terdapat sistem penyangga sebagai berikut:
• Campuran asam karbonat (H2CO3) dan basa konjugasinya ion bikarbonat (HCO3-).
• Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa konjugasinya haemoglobin (Hb).
Berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh kemudian diserap oleh darah, akan sangat mempengaruhi harga pH darah. Dengan adanya sistem penyangga, perubahan pH darah yang drastis, baik penurunan atau kenaikan pH darah dapat dicegah.
Dalam bidang industri, terutama bidang farmasi (obat-obatan), diperlukan keadaan pH yang stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif dalam obat-obatan akan terus berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi seperti tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH Obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi asidosis atau alkalosis pada darah.